ASAKU
Oleh Wahyudin
Kepadamu kubawa secuil asa
asa yang terus membelenggu jiwa
jiwa yang terus meronta-ronta
karna egoku yang tak pernah berakhir sudah...
Kuhanya bisa menangis di kesunyian malam
menangis tanpa deraian air mata
meratapi perjalanan.........
dalam lembaran hariku.
Biar kukabarkan resah ini
pada semilir angin malam
agar mengirimkannya pada sang Ilahi Rabbi.
Oleh Wahyudin
Kepadamu kubawa secuil asa
asa yang terus membelenggu jiwa
jiwa yang terus meronta-ronta
karna egoku yang tak pernah berakhir sudah...
Kuhanya bisa menangis di kesunyian malam
menangis tanpa deraian air mata
meratapi perjalanan.........
dalam lembaran hariku.
Biar kukabarkan resah ini
pada semilir angin malam
agar mengirimkannya pada sang Ilahi Rabbi.
BANGKIT
Oleh Hasan Basri
Sapu Lidi Nancap ke Bumi
Dalam Tiga Hempasan Meleleh Bongkahan Karang
Daun Berguguran Berserakan,
Ambil Satu diantara yang Panjang
Jadikan Kalam
Dibawah Kening Atas Alis
Tulis Lam-Alif
Mengalir Bersama Rasa Dalam Jiwa
Luluh Bersatulah
Rendam Hurufmu
Sebelum Mentari Meninggalkanmu
Pelitamu Redup Terseret Waktu
SuaramuTak Lagi Memecahkan Kaca
Hingga Kata Demi Kata Tak Punya Makna Apa-apa
Katamu Hanya Suara
Hatimu Tidak Lebih Segumpal Darah Biru Rapuh Terbelenggu
Sikapmu Bermuara Pada Duka Dan Nestapa
Bangkit, Maka Bangkitlah
Mendekatlah,
Padukan Unsur Batinmu
Pancarkan Dan Genggamlah
Bersama Pusar Angin Terbanglah
Lihat, Tengoklah
Lempengan Celah Nafas
Riak Hati Bagian Kiri Paling Kanan
Ada Sehelai Sel Modulasi Sistem
Putih Bersih Mewangi
Pekat Gelap Berkarat
Tidak di Timur dan Tidak Pula di Barat
Adalah Rahasia Yang Mesti Dipecahkan
Langit Masih Sanggup Menggenggam Bebanmu
Mendengar Ceritamu
Tangismu Mengguyur Waktu
Mengalir Sunyi Disepanjang Malam dan Siang Hari
Kabarkan...
Pada Awan, Bintang Gemintang, Matahari dan Rembulan
Diatas Hamparan Tanah Bebatuan
Rukuk dan Sujutlah
Hanya Beriman Kepada Allah
Jalan Satu-satunya
Melepaskan Diri dan Berpasrah pada Segala Kehendak-Nya
Pada Ketiak Bumi
Sisipkan Asa Yang Ada
Senyumlah...
Kini Saatnya Takkan Pernah Lagi Ada Air Mata Sia-sia,
Percuma..................
Oleh Hasan Basri
Sapu Lidi Nancap ke Bumi
Dalam Tiga Hempasan Meleleh Bongkahan Karang
Daun Berguguran Berserakan,
Ambil Satu diantara yang Panjang
Jadikan Kalam
Dibawah Kening Atas Alis
Tulis Lam-Alif
Mengalir Bersama Rasa Dalam Jiwa
Luluh Bersatulah
Rendam Hurufmu
Sebelum Mentari Meninggalkanmu
Pelitamu Redup Terseret Waktu
SuaramuTak Lagi Memecahkan Kaca
Hingga Kata Demi Kata Tak Punya Makna Apa-apa
Katamu Hanya Suara
Hatimu Tidak Lebih Segumpal Darah Biru Rapuh Terbelenggu
Sikapmu Bermuara Pada Duka Dan Nestapa
Bangkit, Maka Bangkitlah
Mendekatlah,
Padukan Unsur Batinmu
Pancarkan Dan Genggamlah
Bersama Pusar Angin Terbanglah
Lihat, Tengoklah
Lempengan Celah Nafas
Riak Hati Bagian Kiri Paling Kanan
Ada Sehelai Sel Modulasi Sistem
Putih Bersih Mewangi
Pekat Gelap Berkarat
Tidak di Timur dan Tidak Pula di Barat
Adalah Rahasia Yang Mesti Dipecahkan
Langit Masih Sanggup Menggenggam Bebanmu
Mendengar Ceritamu
Tangismu Mengguyur Waktu
Mengalir Sunyi Disepanjang Malam dan Siang Hari
Kabarkan...
Pada Awan, Bintang Gemintang, Matahari dan Rembulan
Diatas Hamparan Tanah Bebatuan
Rukuk dan Sujutlah
Hanya Beriman Kepada Allah
Jalan Satu-satunya
Melepaskan Diri dan Berpasrah pada Segala Kehendak-Nya
Pada Ketiak Bumi
Sisipkan Asa Yang Ada
Senyumlah...
Kini Saatnya Takkan Pernah Lagi Ada Air Mata Sia-sia,
Percuma..................
SIAPA YANG
TAU
Oleh VDJ
Siapa yang tau
Kapan kita ada
Dalam rahimnya
Tumbuh dan berkembang
Siapa yang tau
Kapan kita akan hadir
Berkumpul bersama
Menangis dan tartawa
Dan siapa yang tau
Kapan kita harus pergi
Setelah menjalani kehidupan ini
Hanya Dia, Tuhan yang Maha Tau.
Oleh VDJ
Siapa yang tau
Kapan kita ada
Dalam rahimnya
Tumbuh dan berkembang
Siapa yang tau
Kapan kita akan hadir
Berkumpul bersama
Menangis dan tartawa
Dan siapa yang tau
Kapan kita harus pergi
Setelah menjalani kehidupan ini
Hanya Dia, Tuhan yang Maha Tau.
NYAMUK
YANG RAJIN
Oleh Miftachur Rosyad
Tepatnya pukul 00:31 mungkin juga lebih
Terbangun aku karena sedih
Padahal seharian aku letih
Tak juga aku banyak bertasbih
Hanya banyak kubermimpi
Meski tanpa tradisi ilusi
Kutak melihat tapi bisa mengerti
Malam ini ada yang terjadi
Ya !!! suara ini................
Bukan...bukan suara hati
Bukan pula syair puisi
Apalagi menanti kekasih hati
Mulai kubuka mata ini
Ada yang lama mengintai
Atas bawah kanan dan kiri
Beberapa ekor nyamuk mulai beraksi
Oooh...mereka menyerangku kini
Ingin kupukul sampai mati !!!
Namun mulai kunikmati gigitan ini
Karena kumengerti mereka rajin sekali
Mereka tak kenal letih
Oleh Miftachur Rosyad
Tepatnya pukul 00:31 mungkin juga lebih
Terbangun aku karena sedih
Padahal seharian aku letih
Tak juga aku banyak bertasbih
Hanya banyak kubermimpi
Meski tanpa tradisi ilusi
Kutak melihat tapi bisa mengerti
Malam ini ada yang terjadi
Ya !!! suara ini................
Bukan...bukan suara hati
Bukan pula syair puisi
Apalagi menanti kekasih hati
Mulai kubuka mata ini
Ada yang lama mengintai
Atas bawah kanan dan kiri
Beberapa ekor nyamuk mulai beraksi
Oooh...mereka menyerangku kini
Ingin kupukul sampai mati !!!
Namun mulai kunikmati gigitan ini
Karena kumengerti mereka rajin sekali
Mereka tak kenal letih
UNTAIAN
TAKDIR
Oleh Zaenal Arifin
Tatkala sang surya telah tercampakkan..
Desir hawa malam mulai menyapa..
Gundah sang lajang makin bertambah..
Karna kepastian hati perlahan meredup..
Terlalu redup..hingga bayang-bayangpun terlalu takut..
Apakah cinta hanya milik kaum berada..
Sehingga jelata tak ingin menyapa cinta..
Engkau Yang Maha cinta tak pernah menyiratkan..
Bagaimana kelak seorang insan akan berpadu dengan sangat rapat..
Bagaimana akan berjaya dengan sangat kuat..
Andai hati bisa menentukan dan meraba..
Dengan siapa..seberapa jaya ia kelak..
Andai dia tahu...
Pasti tak akan ada orang yang akan menyembahMu..
Sombong..angkuh...tak sadar darimana ia bermula..
Semoga kami slalu diberi kepasrahan padaMu..
Pemilik cinta..pemilik takdir yang maha sempurna...
Tak akan berpaling dariMu..
Sampai akhir nafas yang terhembus..
Oleh Zaenal Arifin
Tatkala sang surya telah tercampakkan..
Desir hawa malam mulai menyapa..
Gundah sang lajang makin bertambah..
Karna kepastian hati perlahan meredup..
Terlalu redup..hingga bayang-bayangpun terlalu takut..
Apakah cinta hanya milik kaum berada..
Sehingga jelata tak ingin menyapa cinta..
Engkau Yang Maha cinta tak pernah menyiratkan..
Bagaimana kelak seorang insan akan berpadu dengan sangat rapat..
Bagaimana akan berjaya dengan sangat kuat..
Andai hati bisa menentukan dan meraba..
Dengan siapa..seberapa jaya ia kelak..
Andai dia tahu...
Pasti tak akan ada orang yang akan menyembahMu..
Sombong..angkuh...tak sadar darimana ia bermula..
Semoga kami slalu diberi kepasrahan padaMu..
Pemilik cinta..pemilik takdir yang maha sempurna...
Tak akan berpaling dariMu..
Sampai akhir nafas yang terhembus..
PEMAKAMAN
LAUT
Oleh Rachmadiar Perdana
Disela-sela keping-keping kapal karam
Sisa-sisa badai tadi malam
Berserakan mayat-mayat tak bertuan
bergerak-gerak dibuaikan ombak
jasad-jasad tanpa jiwa,
jasad-jasad tanpa nyawa
bergeletakan tanpa makna
Desir ombak bergulung bersuara gemuruh
Seakan menjadi tangis duka haru pilu
Meraung-raung gelisah,
meraung-raung gundah
akan mayat-mayat yang terkapar di atas pasir
Burung-burung camar seakan berduka
berputar-putar di atas lautan
di angkasa yang tinggi dan biru
memimpin prosesi pemakaman ini
Lalu, biarkanlah karang-karang itu menjadi nisan
Nisan yang selamanya akan menandai kematian ini
Kematian yang kita tak tahu kapan akan tiba
dimana akan tiba
dan bagaimana akan tiba
Inilah pemakaman laut
yang tidak mengharukan
namun penuh kesedihan
yang tidak memilukan
namun penuh rasa duka
Oleh Rachmadiar Perdana
Disela-sela keping-keping kapal karam
Sisa-sisa badai tadi malam
Berserakan mayat-mayat tak bertuan
bergerak-gerak dibuaikan ombak
jasad-jasad tanpa jiwa,
jasad-jasad tanpa nyawa
bergeletakan tanpa makna
Desir ombak bergulung bersuara gemuruh
Seakan menjadi tangis duka haru pilu
Meraung-raung gelisah,
meraung-raung gundah
akan mayat-mayat yang terkapar di atas pasir
Burung-burung camar seakan berduka
berputar-putar di atas lautan
di angkasa yang tinggi dan biru
memimpin prosesi pemakaman ini
Lalu, biarkanlah karang-karang itu menjadi nisan
Nisan yang selamanya akan menandai kematian ini
Kematian yang kita tak tahu kapan akan tiba
dimana akan tiba
dan bagaimana akan tiba
Inilah pemakaman laut
yang tidak mengharukan
namun penuh kesedihan
yang tidak memilukan
namun penuh rasa duka
MEMINTA
AMPUN
Oleh Bambang Pramuji
Ku melangkah pada jalan yang semestinya
berjalan dengan bawaan penuh banyak dosa
melangkah diiringi dengan tetesan air mata
setiap langkah demi langkah membawa dosa
Ku melangkah pada suatu tempat
pada suatu tempat yang suci dan indah
tempat umat tuhan yang satu
tempat dimana manusia bersujud kepada tuhan yang ESA
Ku basuh telapak tangan ini semoga yang aku pegang benar
ku basuh mulut ini semoga omongan selalu terjaga
ku basuh hidung ini semoga apa yang ku cium tak menyakiti
ku basuh muka ini semoga pandangan terjaga dengan baik
Ku basuh tangan ini semoga ayunan tangan kepada jalan yang baik
ku basuh telingga ini semoga terjaga dari pendengaran yang menyesatkan
ku basuh rambut ini semoga menjaga ke sucian dari semua tubuh
ku basuh kaki ini semoga langkah kaki ini kepada jalan yang benar
Aku menjalani ritual apa yang telah kau ajarkan
besujud dan meminta ampun kepada mu
ku ulangi sujud ku hanya untuk meminta ampun kepada mu
dan berdoa dan meminta ampun kepada mu
Ku harap setelah itu aku bisa kambali seperti bayi
yang suci tanpa ada dosa yang ku bawa
ku harap peyakit hati ini bisa hilang
yang tak berbekas sama sekali...
Oleh Bambang Pramuji
Ku melangkah pada jalan yang semestinya
berjalan dengan bawaan penuh banyak dosa
melangkah diiringi dengan tetesan air mata
setiap langkah demi langkah membawa dosa
Ku melangkah pada suatu tempat
pada suatu tempat yang suci dan indah
tempat umat tuhan yang satu
tempat dimana manusia bersujud kepada tuhan yang ESA
Ku basuh telapak tangan ini semoga yang aku pegang benar
ku basuh mulut ini semoga omongan selalu terjaga
ku basuh hidung ini semoga apa yang ku cium tak menyakiti
ku basuh muka ini semoga pandangan terjaga dengan baik
Ku basuh tangan ini semoga ayunan tangan kepada jalan yang baik
ku basuh telingga ini semoga terjaga dari pendengaran yang menyesatkan
ku basuh rambut ini semoga menjaga ke sucian dari semua tubuh
ku basuh kaki ini semoga langkah kaki ini kepada jalan yang benar
Aku menjalani ritual apa yang telah kau ajarkan
besujud dan meminta ampun kepada mu
ku ulangi sujud ku hanya untuk meminta ampun kepada mu
dan berdoa dan meminta ampun kepada mu
Ku harap setelah itu aku bisa kambali seperti bayi
yang suci tanpa ada dosa yang ku bawa
ku harap peyakit hati ini bisa hilang
yang tak berbekas sama sekali...
YANG ABADI
ADALAH
Oleh Suhandi
Kutahu
semua kan berakhir
seperti daun
di musim kering
Kutahu
semua kan berlalu
seperti kapas
terbakar api
Yang abadi adalah waktu
bila hati kita satu
dalam percaya
dan tak ada ragu
Jalan panjang
terjal penuh liku
kan mampu kita tempuh
sebab yang abadi
adalah waktu...
Oleh Suhandi
Kutahu
semua kan berakhir
seperti daun
di musim kering
Kutahu
semua kan berlalu
seperti kapas
terbakar api
Yang abadi adalah waktu
bila hati kita satu
dalam percaya
dan tak ada ragu
Jalan panjang
terjal penuh liku
kan mampu kita tempuh
sebab yang abadi
adalah waktu...
DUKAKU
TERHAMPAR DI ATAS SAJADAH
Oleh Afif Natsir
Dalam sujud panjangku
kuluahkan segenap duka yg mendera bathinku
melepas segala penat jiwa yang beku
Butiran bening meleleh di kelopak mata sendu
diseling isak tangis yg membahana
menggetarkan dada yg sesak berkabut dosa
hingga usai malam menepis kelam
Detak waktu seakan terhenti
saat kutemukan secercah damai diantara sesak nafas yg kian menderu
mengalirkan kesejukan di setiap aliran darah
membuat detak jantungku seakan terhenti ..
Di atas sajadah biru
kuhamparkan sejuta asa
semoga beban duka segera usai...
Oleh Afif Natsir
Dalam sujud panjangku
kuluahkan segenap duka yg mendera bathinku
melepas segala penat jiwa yang beku
Butiran bening meleleh di kelopak mata sendu
diseling isak tangis yg membahana
menggetarkan dada yg sesak berkabut dosa
hingga usai malam menepis kelam
Detak waktu seakan terhenti
saat kutemukan secercah damai diantara sesak nafas yg kian menderu
mengalirkan kesejukan di setiap aliran darah
membuat detak jantungku seakan terhenti ..
Di atas sajadah biru
kuhamparkan sejuta asa
semoga beban duka segera usai...
GORES
HITAM
Oleh Elsa Dewandha
Dahulu aku bagai kertas putih
Jiwaku, pikirku, harapku semua benar-benar putih
Waktupun berjalan
Kini, aku telah tertikam oleh dosa
Aku telah berubah menjadi hitam
Hitam atas dosa.
Dalam sepi, aku melihat merah diantara hitam
Jiwaku seakan marah, bila ragaku menyentuh dosa
Hatiku seakan merah berani menanatang sang Hitam.
Aku bersandar pada Sang Hitam
Ragaku didunia tapi tidak dengan Jiwaku
Bila matahari telah bersembunyi
Wangi kembang seakan menangis
Saat cerita hidupku telah usai
Aku hanya bisa tertunduk.
Sesal kurasakan,
Mengapa hidupku dulu kulewati dengan gores hutam dosa
Dan kini, aku tak memiliki apapun
Terbalut kain, bertabur dosa
Nyanyian Gagak hitam yang menyayat
Sepi,Hitam,Mencekam
Kini hidup dan ceritaku akan terkubur dalam
Pada asalku hidup
Tanah. Tanah yang gelap...
Oleh Elsa Dewandha
Dahulu aku bagai kertas putih
Jiwaku, pikirku, harapku semua benar-benar putih
Waktupun berjalan
Kini, aku telah tertikam oleh dosa
Aku telah berubah menjadi hitam
Hitam atas dosa.
Dalam sepi, aku melihat merah diantara hitam
Jiwaku seakan marah, bila ragaku menyentuh dosa
Hatiku seakan merah berani menanatang sang Hitam.
Aku bersandar pada Sang Hitam
Ragaku didunia tapi tidak dengan Jiwaku
Bila matahari telah bersembunyi
Wangi kembang seakan menangis
Saat cerita hidupku telah usai
Aku hanya bisa tertunduk.
Sesal kurasakan,
Mengapa hidupku dulu kulewati dengan gores hutam dosa
Dan kini, aku tak memiliki apapun
Terbalut kain, bertabur dosa
Nyanyian Gagak hitam yang menyayat
Sepi,Hitam,Mencekam
Kini hidup dan ceritaku akan terkubur dalam
Pada asalku hidup
Tanah. Tanah yang gelap...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar